Posts

Kesultanan Sambaliung

Kesultanan Sambaliung (sebelumnya bernama Kerajaan Tanjung) adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau , di mana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an . Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam . Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati. Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma. Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Put...

DATU INSAD - DESA SAMBANGAN TANAH LAUT

Menurut riwayat Datu Insad berasal dari Kampung Kuin Banjarmasin. Beliau adalah salah seorang murid dari khatib Dayan, seorang ulama dari Kerajaan Demak yang mengislamkan Pangeran Samudera alias Pangeran Suriansyah. Dari Khatib dayan inilah Datu Insad menimba ilmu pengetahuan Agama Islam antara lain ilmu Syariat, ilmu Tauhid dan ilmu tentang pengenalan kepada Allah SWT. Adapun nama asli beliau adalah maulana Abdush Samad diperkirakan lahir pada tahun 1015 H/1594 M dan wafat pada 5 Rabiul Awal 1135 H/1714 M. Datu Insad adalah nama masyhur beliau, selain itu juga beliau dikenal dengan Datu Shamada atau Datu Tungkaran Menurut riwayatnya banyak perbuatan Datu Insad yang sangat menyalahi adat bagi orang awam, bahkan sulit diterima oleh akal manusia, namun ini merupakan karunia Allah SWT terhadap para wali untuk memperlihatkan keramatnya sebagai bukti dan pertanda bahwa beliau adalah seorang Waliullah Ta’ala. Karena kelebihan itulah sering dikatakan orang “ Wali “ atau kera...

Raja Alam, Pahlawan yang Terlupakan

Makassar berhasil dikuasai, raja beserta keluarga kerajaan melarikan diri ke Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau - hingga bertemu Sultan Alimuddin, sang Raja Alam. PADA abad 19 sekitar tahun 1830, Belanda berusaha menguasai Berau kala itu. Namun, bukan berarti Berau tinggal diam dengan upaya penyerangan. Ada aksi heroik yang dilakukan sosok Raja Alam. Seperti yang tertulis pada buku Aji Ramatsyah (keturunan dari Kesultanan Gunung Tabur). Belanda memperkuat militernya sebelum menjajah Benua Etam bagian utara ini. Di bulan April tahun 1834 tepatnya di pangkalan angkatan laut, mereka menggelar latihan dan mempersiapkan armada maupun peralatan militer untuk menghadapi Raja Alam dan pasukannya. Enam bulan setelah melakukan persiapan, Kapten Laut Belanda bernama Anemaet, berangkat dari Makassar menuju perairan Berau. Dia membawa cukup besar angkatan laut dengan kapal perang Kruisboot Nomor 18 berkekuatan 71 orang matros bersenjata, 110 serdadu dan sejumlah perwira. Ta...

Gusti Muhammad Seman Pahlawan Daerah yang Terlupakan

Tepat berada di atas sebuah bukit, di tengah kota Puruk Cahu yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Murung Raya. Terdapat sebuah komplek pemakaman. Pada salah satu nisan terbuat dari kayu ulin terdapat tulisan menggunakan aksara Arab melayu, sayangnya tulisan itu tidak bisa terbaca dengan jelas, sementara rumput ilalang di sekitar makam bahkan lumut disekitar nisan tumbuh liar di komplek pemakaman ini. Penduduk setempat mengatakan komplek itu telah dimakamkan sejumlah tokoh pejuang, yang terkenal adalah Gusti. Muhammad Seman. Putera Pahlawan Nasional Pangeran Antasari. Menurut Catatan sejarah Gusti Muhammad Semanlah yang berjuang dan meneruskan perjuangan ayahnya melawan penjajahan Belanda. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, yang dikenal dengan Perang Barito. Menurut Yustan Aziddin dkk, (1982) Yang dimaksud dengan perang Barito di sini sebetulnya adalah kelanjutan dari Perang Banjar yang meletus sejak tahun 1950 sejak dimulainya penyerangan terhadap benteng Bela...
KEBUT-KEBUTAN, FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA DAN CARA MENGATASINYA Oleh : M. Choirul Anam Siswa Kelas 1 SMKN 1 BENDO MAGETAN Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi dapat membawa akibat positif dan negatif. Pada zaman dulu, di mana perkembangan ilmu dan teknologi belum semaju sekarang, tidak banyak masalah sosial. Di era modern ini, kehidupan masyarakat dipermudah oleh hasil-hasil teknologi yang serba canggih. Kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat, antara lain, penggunaan hasil teknologi yang berupata sepeda motor. Fungsi sepeda motor adalah untuk memudahkan masyarakat bepergian dari rumah ke tempat lain atau sebaliknya dalam waktu yang pendek. Tidak seperti dulu, orang – orang sering berjalan kaki atau bersepeda bila bepergian. Sekarang, sepeda motor disalahgunakan oleh sebagaian anak muda, yaitu: untk kebut-kebuatan. Kita tahu, kebut-kebutan dapat membahayakan diri sendiri dan juga membahayakan orang lain. Maka dari itu kami membuat makalah yang membah...