DATU INSAD - DESA SAMBANGAN TANAH LAUT
Menurut riwayat Datu Insad berasal dari Kampung
Kuin Banjarmasin. Beliau adalah salah seorang murid dari
khatib Dayan, seorang ulama dari Kerajaan Demak yang
mengislamkan Pangeran Samudera alias Pangeran Suriansyah.
Dari Khatib dayan inilah Datu Insad menimba ilmu
pengetahuan Agama Islam antara lain ilmu Syariat, ilmu
Tauhid dan ilmu tentang pengenalan kepada Allah SWT.
Adapun nama asli beliau adalah maulana Abdush
Samad diperkirakan lahir pada tahun 1015 H/1594 M dan
wafat pada 5 Rabiul Awal 1135 H/1714 M. Datu Insad adalah
nama masyhur beliau, selain itu juga beliau dikenal dengan
Datu Shamada atau Datu Tungkaran
Menurut riwayatnya banyak perbuatan Datu Insad
yang sangat menyalahi adat bagi orang awam, bahkan sulit
diterima oleh akal manusia, namun ini merupakan karunia
Allah SWT terhadap para wali untuk memperlihatkan
keramatnya sebagai bukti dan pertanda bahwa beliau adalah
seorang Waliullah Ta’ala. Karena kelebihan itulah sering
dikatakan orang “ Wali “ atau keramat yang disertakan orang
dengan ilmu ma’rifatnya. Dengan demikian seorang / para
Waliullah dengan keramatnya dan para Rasul serta Nabi
dengan Mukjijatnya yang setiap orang berhak mengimaninya
dan membenarkan para Wali dan Para Nabi.
Tentang hubungan Datuk Samada alias Datu Insad
dengan Pangeran Suriansyah diceritakan bahwa Datu Insad
telah membantu kerajaan dan diangkat sebagai pengatur surat
kerajaan ke daerah – daerah pantai laut, seperti Tabanio dan
biasanya beliau berangkat pagi – pagi sekali dengan jalan
cepat atau kecepatan tinggi, sehingga beliau sore hari sudah
berada kembali di Kayu Tangi ( Kerajaan ).
Namun suatu ketika Datu Insad menderita suatu
penyakit, yakni penyakit kurap, akhirnya beliau memutuskan
untuk meminta izin kepada guru beliau Khatib Dayan dan
Pangeran Suriansyah meninggalkan Istana guna melakukan
penyembuhan sekaligus untuk memperdalam ilmu beliau
ditempat-tempat yang tenang, Beliau tinggalkan Istana menuju
ke daerah Padang Purun sambil terus berkhalawat untuk
kesembuhan penyakit beliau.
Akhirnya penyakit yang beliau derita sembuh, hal ini
tak terlepas dari berkat ilmu beliau menetapkan pegangan
tentang diri dan rahasia ilmu atas keyakinan yang sempurna
dengan harapan kesembuhan terhadap penyakitnya. Dari
kejadian itu hingga masyhurlah sebutan dengan “Datu Insad”
artinya “ melebur diri kepada insan yang asli ”, yang
mengandung rahasia kesempurnaan hidup.
Perjalanan hidup Datu Insad semula mengembara di
daerah danau bamban di desa Martadah, mencari nafkah
dengan berkebun dan mencari ikan. Keluarga terdekat beliau
adalah sepupu beliau bernama Datuk Maulana Abdullah Puling,
yang bermakam di Pilung di Desa Martadah. Keduanya
mempunyai keramat atau kelebihan masing – masing.
Banyak cerita – cerita menarik tentang beliau, beliau
memiliki keistimewaan ( memiliki kekuatan gaib ) seperti
tahan api, dapat menyusun telur satu – satu tinggi keatas,
dapat menyeberang laut dan dapat bersembunyi dalam perut
orang lain. Beliau juga mempunyai hobbi memulut burung
sambil mengembangkan agama. Namun tidak pernah
membawa burung setelah memulut. Dalam memulut beliau
biasanya membawa bekal ketupat, wajik dan cingkaruk.
Karenanya sampai saat ini di daerah desa Asahan terdapat
sebuah ketupat yang dinamai Munggu ketupat.
Yang paling menarik adalah cerita tentang
kedatangan seorang ulama dari Demak bernama Datuk
Samadi. Menurut cerita Datuk Samadi adalah seorang ahli
dalam ilmu ma’rifat. Beliau datang dengan niat untuk bertemu
dengan Datu Insad, begitu tingginya ilmu beliau sehingga
untuk menyeberangi laut jawa beliau hanya menggunakan kulit
semangka sebagai perahu. Akhirnya Datuk Samadi berangkat
menuju Sambangan dengan petunjuk seorang nelayan.
Nampaknya ditempat ini terjadi adu kekuatan, begitu
tiba dihalaman kediaman Datuk Samada alias Datu Insad,
Datuk Samadi lalu memberi salam yang mendapat jawaban
dari Datu Insad. Saat itu Datuk Samadi melihat sebuah kapak
yang segera diambil dan dilemparkan kearah Datu Insad, Datu
Insad segera mengambil kayu dan melemparkannya kearah
kapak tersebut. Kapak itupun membelah kayu itu dengan
sendirinya. Kemudian Datuk Samadi mengambil sebuah halu
( alu ) dan melontarkan halu tersebut kearah Dati Insad,
dengan gerak cepat Datuk Insad mengambil Lesung dan
dilontarkan kea rah Datuk Samadi maka terjadi halu
menumbuk lesung dengan suara bertalu – talu. Datuk Samadi
masih belum merasa puas, ia masih ingin mencoba ilmu yang
di miliki Datu Insad, kemudian Datuk Samadi minta kepada
Datu Insad “ basambunyian “.
Kata Datu Insad “ bersembunyilah engkau wahai
Datuk Samadi, aku akan mencari engkau “. Menurut cerita
Datuk Samadi bersembunyi di Pahatan tiang, namun berhasil
ditemukan kemudian Datuk Samadi bersembunyi menyusupkan
diri diatap daun rumah itupun berhasil ditemukan Datu Insad,
persembunyian ketiga yakni dilubang puputan api juga dapat
ditemukan Datu Insad.
Setelah itu Datuk Samada alias Datu Insad berkata “
cukup sudah tiga kali engkau menguji kini giliranku untuk
bersembunyi. Apabila engkau dapat mencari tempat
persembunyianku dan dapat menemukan diriku aku rela
menjadikan engkau sebagai guruku, tetapi apabila engkau
tidak berhasil berarti ilmu Ma’rifatku lebih tinggi dari padamu.
Datu Insad akhirnya bersembunyi, Datuk Samadi
mencari dan terus mencari Dati Insad namun tidak berhasil
menemukan, saking bosannya mencari akhirnya Datuk Samadi
berteriak “ Hai Datu Insad dimana engkau ? ‘’ Datu Insad
menjawab “ Aku berada dalam perutmu “, kemudian Datu
Insad keluar dan ketika itu pula Datuk Samadi mengangkat
Datu Insad sebagai guru dan merelakan diri sebagai Khadam
hingga ke akhir hayat.
Seperti juga Makam Keramat di Pulau Datu maupun
Keramat Istana, Makam Datu Insad juga termasuk Keramat
berpindah, jelas bukan dipindahkan tetapi berpindah karena
karomah.
Bahkan masyarakat mempercayai bahwa dengan izin
Allah berziarah ke makam Datu Insad dapat mengabulkan
hajad mereka, seperti jodoh, lulus ujian sekolah, bisnis dll.
(dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment